Langsung ke konten utama

Muhdi Abdilah, Siswa Disabilitas Gresik Wakili Jatim di Jakarta

Prestasi gemilang diraih oleh Muhdi Abdilah, siswa disabilitas (penyandang tunanetra) kelas 12 IPS I dari SMA Negeri Kebomas Gresik. Putera kedua dari pasangan Baidowi (52) dan Masaadah (49) yang lahir di Gresik pada 8 Pebruari 1999 akan berlaga pada event literasi inklusi Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional di Jakarta mulai besok Selasa sampai Jumat. Sebelum bertolak ke Jakarta siang ini, Muhdi diantar oleh Kepala Sekolah dan beberapa orang guru menghadap Bupati dan Wakil Bupati Gresik di kantornya pada Senin (4/11/2019). Selain mengantar Muhdi, beberapa siswa SMA Negeri Kebomas Gresik Jawa Timur juga berpamitan ke Bupati untuk melaksanakan pertukaran pelajar (study budaya) ke Rajamanggala University Technology di Thailand. Saat pamit, Bupati Gresik Dr. Sambari Halim Radianto banyak memberikan saran kepada Muhdi yang saat itu didampingi oleh Kepala Sekolahnya Dra. Dian Kartikowati serta para guru yang mendampingi dalam lomba. 

“Tolong didampingi dengan sungguh-sungguh. Dia melaksanakan tugas penting, karena berjuang mewakili Gresik dan mewakili Jawa Timur. Kuatkan mentalnya, bimbing dia dengan baik dan semestinya sampai berhasil menjadi juara” pesan Sambari saat Muhdi berpamitan di ruang kerjanya. Wakil Bupati yang juga mendampingi mengajak semuanya berdoa agar keberangkatan Muhdi Abdillah untuk berlomba dan beberapa pelajar lain yang akan melaksanakan culture exchange program ke Thailand ini diberi kelancaran. Tentang Kepesertaan Muhdi Abdilah pada Lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat Nasional ini sebagai wakil dari Provinsi Jawa Timur. 

Sebelumnya Muhdi yang berasal dari Desa Tanjung Widoro, Mengare Bungah telah memenangkan dan meraih juara I pada event serupa pada tingkat regional Jawa Timur. Meski dia seorang penyandang disabilitas yaitu seorang tuna netra, namun Muhdi yang mengaku kost sendirian di Perumahan sekitar Sekolah yaitu di Perum Alam Bukit Raya (ABR) Gresik ini adalah pelajar yang mandiri. “Saya kost sendiri, dan selama ini belajar secara otodidak. Untuk belajar saya menggunakan aplikasi android dengan menscaner catatan teman. Namun kadang sesekali saya juga dibantu oleh teman yang datang ke kost” akunya. Selain belajar, dia juga aktif didunia maya melalui beberapa media social, termasuk sebagai youtuber. Beberapa contens telah diunggahnya baik di You tube maupun Facebook.

“Saya sudah mengunggah beberapa contents tutorial, utamanya berupa panduan untuk kaum senasib yaitu disabilitas tunanetra” kata siswa yang bercita-cita masuk fakultas Sastra Inggris atau Pendidikan Bahasa Indonesia Unesa Surabaya ini. Kemandirian dan kreativitas Muhdi diakui oleh salah seorang gurunya yaitu Bagus Sasmito Edi Wahono. “Dia belajar Mandiri, meski demikian Muhdi saat ini meraih ranking delapan. Sejak masuk di sekolah ini dia tidak pernah lepas dari sepuluh besar” katanya. Masih menurut Bagus, selain prestasi pelajaran disekolah, Muhdi juga pandai dalam hal teknologi informasi (IT). Sebagai pengguna media social aktif, dia sangat menguasai seluruh program android maupun windows

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama Unik dari Bocah Kediri "Uoaievantz Sfydz David Junior"

Nama aneh yang satu ini berbeda dengan nama unik sebelumnya, pemilik nama tersebut adalah seorang anak berusia 7 tahun dan masih duduk di bangku kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kediri Jawa Timur, Uoaievantz Sfydz David Junior begitu nama lengkapnya anak dari Zaenal David Nasron yang juga seorang penulis buka Evan begitu ucapan yang terlontar dari bocah ini ketika ditanya siapa namamu?, evan merupakan seorang bocah periang. Hobinya adalah olahraga bulu tangkis dan menggambar. Prestasi sekolahnya juga bagus. Banyak nilai baik dalam buku ujiannya.  Mengenai latar belakang penamaan yang aneh itu sang ayah menjabarkan tiga alasan dasar yang menjadi pertimbangan penggunaan nama unik anaknya.  Pertama, kata dia, nama adalah identitas yang melekat pada diri seseorang sehingga harus benar-benar menjadi pembeda dengan orang lain.  Kedua, menurut dia, nama adalah doa. Ia berharap nama itu akan menggerakkan anaknya untuk dapat memberikan kontribusi yang tidak ...