Langsung ke konten utama

Petrokimia Dikucuri Bank Jepang 1,5 Triliun

Gresik - PT Petrokimia Gresik mendapatkan pinjaman dana sebesar 1,5 triliun dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia sebagai investasi pembangunan pabrik bahan baku pupuk berupa amoniak urea II   

Rencananya pembangunan pabrik amoniak urea II tersebut membutuhkan investasi US$661 juta atau sekitar Rp 8,1 triliun. Dimana dalam proyek itu sumber pendanaan sekitar 70% atau sekitar Rp5,6 triliun diperoleh dari pinjaman beberapa bank, salah satunya bank asal Jepang Sumitomo Mitsui. “Pendanaan eksternal juga didapat dari perbankan nasional lain, lalu sisanya yakni 30% atau sekitar Rp2,5 miliar adalah kas internal PKG,” jelas Wahyudi selaku sekretaris perusahaan dalam siaran persnya, Kamis (25/12/2014). 

Dia memaparkan, saat ini PKG membutuhkan bahan baku amoniak mencapai 850.000 ton/tahun. Sementara pabrik amoniak eksisting PKG saat ini hanya mampu memproduksi 445.000 ton/tahun, sehingga PKG masih harus mengimpor sekitar 400.000 ton/tahun. “Amoniak ini merupakan bahan baku untuk memproduksi pupuk bersubsidi jenis urea, NPK, dan ZA,” jelasnya. Wahyudi menjelaskan, kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur saja mencapai 1 juta ton/tahun, dan PKG hanya mampu memproduksi 460.000 ton/tahun. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk urea, Jawa Timur pun harus mengimpor 540.000 ton/tahun. “Dengan membangun pabrik amoniak urea ini nantinya bisa menghemat devisa negara karena sudah mengrangi ketergantungan impor,” imbuh Wahyudi. 

Selain itu, lanjut Wahyudi, pembangunan pabrik amoniak akan menghemat biaya transportasi. Selama ini biaya transportasi impor amoniak dan pupuk urea mencapai Rp330 miliar/tahun. Adapun rencana proyek pembangunan pabrik amoniak urea II tersebut akan memiliki 660.000 metrik ton (MT)/tahun, dan urea dengan kapasitas 570.000 MT/tahun. 

Diperkirakan, pembangunan pabrik tersebut membutuhkan waktu sekitar 34 bulan dan mulai konstruksi pada awal 2015

sumber : solopos | petrokimia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancang Aplikasi Outbook Project , Siswa SMAN 1 Manyar Juarai INAICTA 2015

Rahadian dan Giri Dwi salah satu siswa SMAN 1 Manyar telah membuktikan rancangan karyanya berupa konsep Outbook Project memiliki nilai manfaat di masyarakat, ini dibuktikan dengan menjuarai Indonesia ICT Award (INAICTA) 2015 yang digelar kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemen Kominfo) yang berakhir pada 9 September 2015 lalu Prinsip Outbook Project cukup sederhana yaitu menghubungkan obyek dengan aplikasi yang dibuat berbasis software unity 3D, yang kemudian dihubungkan dengan sebuah buku khusus yang bernama augmented reality (AR) yang bisa menghubungkan benda maya dengan lingkungan nyata ketika gambar gambar terekam dalam kamera akan secara otomatis muncul bentuk 3 dimensi dan detail rumus rumus yang ada didalamnya, sehingga akan memudahkan pelajar untuk belajar matematika yang terdapat banyak rumus Berikut para pemenang INAICTA 2015:  Untuk kategori Profesional  1. Health & Wellbeing: JKN APPS (Ketut Gede Budhi Riyanta)  2. Touris...