Langsung ke konten utama

Asal Pasar Bandeng Dari Beberapa Versi

Bandeng Foto : Wahyu F
Pasar Bandeng merupakan tradisi menjelang lebaran di kota Gresik yang dilaksanakan pada malam 27 hingga malam 28 Ramadhan. Berdasarkan catatan sejarah, mulanya pasar bandeng hadir untuk memenuhi kebutuhan para santri Sunan Giri di pondok pesantren Giri Kedaton, saat ini dikenal dengan Desa Sidomukti Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. 

Tradisi mudik menjelang lebaran dan pulang ke kampong halaman untuk berlebaran, umumnya dimanfaatkan para santri turun bukit menuju Kota Gresik untuk mencari oleh-oleh yang menjadi khas Gresik. Kala itu olahan bandeng menjadi khas Gresik sehinngga banyak santri yang memilih bandeng untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. 

Sumber lain menyebutkan, Pasar Bandeng dikaitkan dengan sejarah perjalanan Sunan Giri pada malam terakhir bulan Ramadan. Saat itu, Sunan Giri melanjutkan perjalanan dari Giri ke sebuah mushalla di sekitar Pasar Gresik sekarang. Pengikut Sunan Giri yang berjumlah banyak itu kemudian membuat pasar dadakan yang konon banyak memperjualbelikan ikan Bandeng. 

Adapula yang menyebutkan bahwa tradisi Pasar Bandeng mulai dikenal masyarakat luas hingga luar pulau pada masa Syekh Djalaluddin (Buyut Senggulu) sekitar tahun 1600 yang merupakan ulama keturunan Sunan Giri. Hal ini terjadi dengan adanya hubungan antara Gresik dan Palembang yakni dari keluarga Kyai Qomis (Palembang) menantu Buyut Senggulu yang bersilaturahmi kepada Syekh Djalaluddin (Buyut Senggulu) setiap menjelang lebaaran. 

Umumnya bandeng yang dijual merupakan bandeng segar yang baru dientas (diambil) dari tambak. Setiap tahunnya gebyar pasar bandeng ini selalu diramaikan dengan acara pelelangan. Bandeng yang akan dilelang mulai dari ukuran sedang hingga bandeng besar hingga kawak. Khusus bandeng kawak satu ekor beratnya bisa mencapai lebih dari 10 kg. Bukan hal mengherankan apabila harganya mencapai jutaan rupiah. Saat ini bukan hanya ikan bandeng yang diperjualbelikan, namn juga dimeriahkan dengan jual beli barang kebutuhan lainnya seperti pakaian, makanan, mainan anak-anak, perlengkapan ibadah, hewan peliharan, hingga aksesoris. 

Kegiatan rutinan setiap tahun yang telah dilangsungkan selama ratusan tahun di kota Gresik ini selalu diadakan mulai dari jalan Raden Santri (Utara alun-alun Gresik) hingga jalan Gubernur Suryo kurang lebih sepanjang 2 kilometer. 

Riyoyoan (Lebaran dalam bahasa Gresik) kurang lengkap rasanya sebelum adanya hidangan masakan bandeng di rumah. Terlebih hidangan masakan bandeng umumnya juga dibawa ke langgar, surau, atau musholla terdekat sebagai syukuran dan nantinya akan dimakan bersama masyarakat dalam sebuah lengser atau talam (Semacam piring raksasa). Semakin lengkap nuansa lebaran dengan saling berbagi dan bersilaturrahmi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada! Ini 21 Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

INIGRESIK.COM – BPJS Kesehatan selama ini dikenal sebagai solusi utama pembiayaan layanan kesehatan di Indonesia. Dengan sistem asuransi non-komersial, masyarakat bisa mendapatkan pengobatan di rumah sakit tanpa perlu khawatir soal biaya. Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua penyakit dan layanan medis dijamin oleh BPJS Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan , terdapat 21 jenis penyakit dan layanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan . Hal ini perlu diketahui agar masyarakat tidak salah kaprah dalam mengakses layanan medis menggunakan BPJS. Daftar 21 Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan Penyakit akibat wabah atau kejadian luar biasa. Operasi plastik dan tindakan estetika lainnya yang bersifat kosmetik. Perawatan gigi untuk perataan, seperti pemasangan behel. Penyakit akibat tindak pidana , seperti kekerasan fisik atau seksual. Cedera akibat usaha bunuh diri atau menya...