Langsung ke konten utama

Teknik Pengereman Sepeda Motor Yang Salah Dipahami

Sepertinya admin punya kewajiban untuk menulis tentang bab ini, "Teknik mengerem sepeda motor yang benar". kenapa teman ? karena beberapa kejadian yang tidak diinginkan disebabkan oleh penguasaan teknik yang tidak benar. Dan ada beberapa pemahaman yang salah dibeberapa biker bahkan petugas yang berwajib tentang hal ini...

Teknik mengerem merupakan salah satu hal yang wajib dikuasai oleh pengguna sepeda motor, karena ada beberapa kondisi bahaya yang harus menggunakan teknik ini dengan benar yang bisa mengakibatkan kecelakaan ataupun hal lain yang tidak diinginkan

”Kita tidak bicara persentase kekuatan, misalnya rem depan dan belakang harus total jumlahnya 100 persen. Karena itu rancu. Lebih efektif untuk menghentikan atau memperlambat laju adalah menggunakan rem depan (bukan rem belakang),” ucap Emerson seperti dilansir dari KompasOtomotif, Jumat (17/7/2015)


Penggunaan rem belakang saja hanya disarankan untuk kondisi jalan tertentu. Misalnya, ketika hendak melewati turunan dengan kecepatan rendah. Jika tengah melanju kencang dan hanya menekan rem belakang saja akan membuat sepeda motor tidak stabil alias ”ngesot”. Kondisi ini biasanya berujung pada kecelakaan, terpeleset, terjatuh, atau terpelanting. 

Upaya pengereman akan lebih efektif lagi jika bisa dibarengi dengan engine brake. Bantuan engine brake bisa diperoleh dengan cara menurunkan gigi ke lebih rendah, sehingga membantu sepeda motor melaju deras. Tapi, untuk bisa melakukan pengereman sekaligus menurunkan gigi, butuh latihan. 

Menikung 

Secara teori, rem hanya digunakan menjelang masuk tikungan untuk memperlambat laju. Begitu sudah masuk tikungan, justru lakukan akselerasi agar cengkeraman roda depan semakin baik. Banyak yang salah, saat berada di tikungan malah melakukan pengereman. Dikatakan Emerson akan sangat berbahaya, apalagi dalam kecepatan tinggi. 

Penekanan atau kekuatan rem, biker sendiri yang bisa menentukan. Hal ini dilihat dari kecepatan dan kondisi jalan. Misalnya di jalan basah, alangkah baiknya tidak terlalu ditekan jika mengerem karena bisa justru mengunci putaran pelek dan ini berbahaya. Itulah sebabnya, jika di jalanan basah atau licin, wajib mengurangi kecepatan agar jika sewaktu-waktu butuh mengerem, tidak ditekan keras karena laju sepeda motor terlalu kencang. 

sumber : otomania | kompas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada! Ini 21 Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

INIGRESIK.COM – BPJS Kesehatan selama ini dikenal sebagai solusi utama pembiayaan layanan kesehatan di Indonesia. Dengan sistem asuransi non-komersial, masyarakat bisa mendapatkan pengobatan di rumah sakit tanpa perlu khawatir soal biaya. Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua penyakit dan layanan medis dijamin oleh BPJS Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan , terdapat 21 jenis penyakit dan layanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan . Hal ini perlu diketahui agar masyarakat tidak salah kaprah dalam mengakses layanan medis menggunakan BPJS. Daftar 21 Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan Penyakit akibat wabah atau kejadian luar biasa. Operasi plastik dan tindakan estetika lainnya yang bersifat kosmetik. Perawatan gigi untuk perataan, seperti pemasangan behel. Penyakit akibat tindak pidana , seperti kekerasan fisik atau seksual. Cedera akibat usaha bunuh diri atau menya...