Langsung ke konten utama

Fakta Terumbu Karang di Pulau Bawean

Salah satu magnet keindahan laut Pulau Bawean yang dipromosikan oleh pemerintah daerah adalah terumbu karangnya yang indah, faktanya sekarang kondisi terumbu karang disana mulai mengalami kerusakan lantaran ulah masyarakat yang tidak bertanggungjawab. Hampir 80 persen terumbu karang di wilayah perairan yang mengelilingi Pulau Bawean rusak 

Peran pemerintah dirasa sangat diperlukan untuk mengembalikan keindahan terumbu karang sebagai ikon wisata di pulau putri tersebut. Koordinator Kelompok Peduli Lingkungan Tasek Tanean Iwan mengatakan saat ini tinggal 20 persen saja terumbu karang yang kondisinya masih baik. Sedangkan sisanya sudah mengalami kerusakan. “Penelitian ini kami lakukan dari mulai bibir pantau hingga 5 mil di perairan laut Bawean,” ujarnya seperti dikutip dari bawean.net (16/10)



Keinginan pemerintah Gresik untuk mempromosikan terumbu karang yang ada di laut Bawean perlu dikaji ulang. Kenyataanya, hanya 3 meter ke atas yang baik. Adapun 3 meter kebawah mengalami kerusakan sangat parah. “Hampir seluruh terumbu karang dibagian dasar sudah rusak dan karangnya mati. Hanya terlihat sebagai kecil saja yang masih hidup,” paparnya. 

Menurut Iwan, kerusakan terumbu karang ini lantaran ulah masyarakat sendiri. Di antaranya, dengan menyelam menggunakan masker ke dalam laut. Selain itu, penggunaan potassium juga menyebabkan terumbu karang mati. “Selama penyelaman dengan masker masih beroperasi di perairan laut Pulau Bawean, jangan diharapkan terumbu karang akan berkembang baik, sebaliknya akan menambah kerusakan,” ujarnya. 

Selain persoalan terumbu karang, Iwan juga membeberkan dampak- Permen (Peraturan Menteri) KP N0. 2/Permen-KP/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan Pukat Tarik di WPP. Adanya larangan ini membuat nelayan dari berbagai daerah melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap cantrang. “Padahal alat ini semakin canggih untuk mengambil ikan dan merugikan nelayan,” imbuhnya.

[post_ads]
sumber : bawean.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancang Aplikasi Outbook Project , Siswa SMAN 1 Manyar Juarai INAICTA 2015

Rahadian dan Giri Dwi salah satu siswa SMAN 1 Manyar telah membuktikan rancangan karyanya berupa konsep Outbook Project memiliki nilai manfaat di masyarakat, ini dibuktikan dengan menjuarai Indonesia ICT Award (INAICTA) 2015 yang digelar kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemen Kominfo) yang berakhir pada 9 September 2015 lalu Prinsip Outbook Project cukup sederhana yaitu menghubungkan obyek dengan aplikasi yang dibuat berbasis software unity 3D, yang kemudian dihubungkan dengan sebuah buku khusus yang bernama augmented reality (AR) yang bisa menghubungkan benda maya dengan lingkungan nyata ketika gambar gambar terekam dalam kamera akan secara otomatis muncul bentuk 3 dimensi dan detail rumus rumus yang ada didalamnya, sehingga akan memudahkan pelajar untuk belajar matematika yang terdapat banyak rumus Berikut para pemenang INAICTA 2015:  Untuk kategori Profesional  1. Health & Wellbeing: JKN APPS (Ketut Gede Budhi Riyanta)  2. Touris...