Langsung ke konten utama

Inilah Daftar Penyakit Tidak Memerlukan Antibiotik dalam Pengobatannya

dr Hari Paraton SpOG(K) selaku Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Kementerian Kesehatan RI, menjelaskan bahwasanya tidak semua penyakit memerlukan antibiotik. Misalnya pilek, flu, batuk, cacar air, luka pada wajah, luka kecil, demam berdarah, gondok, dan diare. Bahkan operasi juga bisa dilakukan tanpa antibiotik, misalnya tiroid, cabut gigi, persalinan normal, operasi payudara, sirkumsisi atau sunat, dan tonsilectomy.

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia yang juga pulmonologist, dr M Arifin Nawas SpP(K), MARS. Menurutnya tidak semua penyakit memerlukan antibiotik. Misalnya flu, pilek, radang tenggorokan kecuali GABHS, infeksi telinga dengan efusi, bronkitis dan berbagai penyakit lainnya tidak memerlukan antibiotik. “Infeksi virus tidak memerlukan antibiotik, bahkan ada juga infeksi bakteri yang dapat sembuh sendiri dan tidak memerlukan antibiotik,” tambahnya.

Walaupun menurut medis antibiotik memiliki manfaat yang efektif untuk membunuh bakteri, namun tidak membunuh virus. Sehingga beberapa penyakit menggunakan antibiotik harus dengan baik dan sesuai resep dokter baik dosis maupun penyakit yang tepat.
 
Tidak semua penyakit perlu ditangani dengan memberi antibiotik, penggunaan antibiotik semata hanya untuk mengobati penyakit yang disebabkan infeksi bakteri. Perlu disadari bahwa antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, bukan mencegah atau mengatasi penyakit akibat virus.
 
Cara Uji Resistensi Antibiotik 

Untuk mengetahui apakah tubuh mengalami resistensi antibiotik, apakah ada cara untuk mengujinya? Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Kementerian Kesehatan RI, dr Hari Paraton SpOG(K), menjelaskan minum antibiotik apa saja selalu bisa memunculkan resistensi, meskipun penggunaannya rasional atau mengikuti aturan. Apalagi yang penggunaannya overuse atau berlebihan pada infeksi ringan atau misuse (tidak ada sarana diagnosis). 

“Karena itu yang baik jangan minum antibiotik, supaya tidak resisten. Karena itu harus tegakkan diagnosis dengan benar,” ungkapnya. Dokter Hari menambahkan untuk tahu bakteri yang resisten harus diperiksa laboratorium mikrobiologi. "Satu jenis bakteri di tes terhadap 10 sampai 12 antibiotik yang berbeda. Nanti bisa tahu mana yang sudah resisten atau yang masih sensitif atau bisa mematikan bakteri tersebut," jelasnya

Sumber : Republika

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada! Ini 21 Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

INIGRESIK.COM – BPJS Kesehatan selama ini dikenal sebagai solusi utama pembiayaan layanan kesehatan di Indonesia. Dengan sistem asuransi non-komersial, masyarakat bisa mendapatkan pengobatan di rumah sakit tanpa perlu khawatir soal biaya. Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua penyakit dan layanan medis dijamin oleh BPJS Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan , terdapat 21 jenis penyakit dan layanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan . Hal ini perlu diketahui agar masyarakat tidak salah kaprah dalam mengakses layanan medis menggunakan BPJS. Daftar 21 Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan Penyakit akibat wabah atau kejadian luar biasa. Operasi plastik dan tindakan estetika lainnya yang bersifat kosmetik. Perawatan gigi untuk perataan, seperti pemasangan behel. Penyakit akibat tindak pidana , seperti kekerasan fisik atau seksual. Cedera akibat usaha bunuh diri atau menya...