Langsung ke konten utama

Peringkat UN SMP/MTs di Gresik Membaik

Nilai ujian nasional (unas) di berbagai daerah ratarata turun. Begitu pula hasil unas siswa-siswi SMP/MTs di Gresik. ”Secara umum memang turun. Ini fenomena nasional,” kata Kepala Dinas Pendidikan Gresik Mahin kemarin (25/5). 


Apa penyebabnya? Menurut Mahin, gejala penurunan nilai unas 2018 terjadi karena beberapa faktor. Pemicu utamanya adalah munculnya soal kategori higher order thinking skills (HOTS). Soal dengan tingkat penalaran tinggi itu mencapai 10 persen dari jumlah soal unas SMP/MTs. ’’Ini soal jenis baru. Butuh tingkat penalaran, analisis, dan pemahaman tinggi,” paparnya. 

Faktor pemicu lain, nilai unas tidak menjadi parameter kelulusan. Itu berpengaruh signifikan terhadap capaian nilai siswa. Motivasi belajar siswa pun kurang. Itu terlihat dari grafik perolehan nilai yang selalu turun dari tahun ke tahun. Meski nilai unas turun, tambah Mahin, nilai keseluruhan Kabupaten Gresik justru membaik. Itu terlihat dari perolehan nilai SMP/MTs Gresik yang berada di ranking ke-13 se-Provinsi Jatim. Padahal pada 2017, Gresik menempati ranking ke-17. 

’’Alhamdulillah, dari sisi ranking di Jatim membaik,” jelasnya. Dia berharap hasil unas tersebut menjadi parameter nilai kejujuran dan integritas siswa dan lembaga. Sebab, tahun ini 100 persen sekolah mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Perolehan nilai tahun ini bisa menjadi gambaran murni hasil kerja siswa. Bagaimana soal prestasi sekolah? Berdasar hasil rekapitulasi, nilai unas SMP/MTs tertinggi tahun ini diraih lagi oleh siswa SMPN 1 Gresik. Dia bernama Rayhan Abdul Jabbar Fahmi dengan total nilai 380,5. 


Nilai terbaik kedua dan seterusnya juga diraih siswa SMPN 1 Gresik (selengkapnya lihat grafis). ’’Meski tren nilai turun, kami bangga karena anak-anak masih eksis mendapat nilai bagus,” kata Kepala SMPN 1 Gresik Djamali.

Sumber Jawa Pos

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancang Aplikasi Outbook Project , Siswa SMAN 1 Manyar Juarai INAICTA 2015

Rahadian dan Giri Dwi salah satu siswa SMAN 1 Manyar telah membuktikan rancangan karyanya berupa konsep Outbook Project memiliki nilai manfaat di masyarakat, ini dibuktikan dengan menjuarai Indonesia ICT Award (INAICTA) 2015 yang digelar kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemen Kominfo) yang berakhir pada 9 September 2015 lalu Prinsip Outbook Project cukup sederhana yaitu menghubungkan obyek dengan aplikasi yang dibuat berbasis software unity 3D, yang kemudian dihubungkan dengan sebuah buku khusus yang bernama augmented reality (AR) yang bisa menghubungkan benda maya dengan lingkungan nyata ketika gambar gambar terekam dalam kamera akan secara otomatis muncul bentuk 3 dimensi dan detail rumus rumus yang ada didalamnya, sehingga akan memudahkan pelajar untuk belajar matematika yang terdapat banyak rumus Berikut para pemenang INAICTA 2015:  Untuk kategori Profesional  1. Health & Wellbeing: JKN APPS (Ketut Gede Budhi Riyanta)  2. Touris...