Langsung ke konten utama

Damar Kurung Penunjang Ekonomi Kreatif Gresik

DAMAR KURUNG PENUNJANG EKONOMI KREATIF GRESIK ? 

 Berbicara mengenai budaya atau kebudayaan tidak akan pernah berhentidi satu titik, selalu mengalir secara dinamis mengikuti perkembangan masyarakatnya. Budaya atau kebudayaan sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. 

Adanya keanekaragaman dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam hidup bermasyarakat maka akan menghasilkan sebuah budaya lokal atau budaya daerah yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal dari budaya nasional. 

Hal demikian dapat disimpulkan dengan adanya penyatuan – penyatuan budaya daerah sehingga menjadi satu – kesatuan dalam budaya nasional. Sebuah bukti nyata keanekaragaman yang menciptakan budaya atau kebudayaan daerah berada di salah satu provinsi di Pulau Jawa yang kental akan budaya keagamaan dengan mencampurkan seni didalamnya adalah Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Gresik.

Kabupaten Gresik memiliki beragam kebudayaan, baik itu dari hasil interaksi masyarakat maupun pengaruh dari luar daerah. Salah satu budaya yang terkenal dan masih tetap eksis adalah “Damar Kurung”.Di Gresik Damar Kurung sudah menjadi ikon dari Kota Gresik dan menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat Gresik. 

Damar Kurung adalah sebuah lampion, yakni pelita yang dikurung dalam bangun berbentuk persegi empat.Tiap sisi bangun tersebut terbuat dari kertas dan rangkanya terbuat dari bambu yang berlukiskan tentang keramaian dan aktivitas kehidupan masyarakat lainnya. (Sumber gambar: disparbud.gresikkab.go.id) Damar kurung adalah sebuah hasil karya yang bernilai tinggi, dan masih digunakan sampai saat ini. Damar Kurung tersebut adalah hasil karya inovasi dari sosok maestro Masmundari.Masyarakat Gresik dan generasi muda dapat berinovasi dan berkreasi untuk menjadikan damar kurung sebagai komoditas industri yang memiliki potensi ekonomi tinggi di era globalisasi. Apalagi saat ini sedang dibangun pelabuhan internasioanal di Gresik yang akan menjadikan Gresik sebagai kota industri dan perdagangan. 

Di sisi lain pembangunan industri menyebabkan masyarakat Gresik yang awalnya bermata pencaharian sebagai petani tambak kehilangan lahan dan banyak terjadi pengangguran. Karena itu mereka memutar otak agar mencari solusi untuk menggantikan mata pencaharian yang perlahan hilang, diantaranya mereka dapat memanfaatkan warisan budaya lokal, yaitu damar kurung untuk dijadikan salah satu bentuk produk atau komoditas perdagangan. 

Damar Kurung dalam bentuk inovasi – inovasi lain selain guna pelestarian juga untuk memperkenalkan dimata dunia, salah satunya yaitu dengan menjadikan Damar Kurung sebagai komoditas industri di Kabupaten Gresik. 

Apalagi saat ini Kabupaten Gresik sedang dalam proses pembangunan pelabuhan Internasional yang memudahkan orang – orang baik dari dalam pulau maupun luar Pulau Jawa bisa melancong ke Gresik atau berziarah ke makam para wali, sehingga proses pemasaran menjadi lebih mudah dan efisien. 

Kondisi ini menjadi peluang nafkah bagi pertumbuhan industralisasi di Kabupaten Gresik dan akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.  

Dengan pembangunan infrastruktur ekonomi seperti pelabuhan, jalan, dan sarana transportasi lainnya akan mempermudah perkembangan ekonomi dan pendapatan bagi masyarakat di Jawa Timur khususnya di Kabupaten Gresik. Sehingga disini damar kurang tidak hanya memiliki satu nilai saja sebagai hasil budaya orang Gresik, namun damar kurung juga memiliki nilai ekonomis yang sangat menunjang masyarakat Gresik dalam memenuhi kebutuhannya dan sedikit menyelesaikan para masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaan utamanya.

Penulis : Ratna Winarti

Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Ilmu Budaya Prodi Ilmu Sejarah, sekarang sedang menempuh semeseter dua. Berhasil menerbitkan buku sebagai karya pertamanya “Prahanna” pada 2019 dan tulisan puisi pada karya buku gabungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancang Aplikasi Outbook Project , Siswa SMAN 1 Manyar Juarai INAICTA 2015

Rahadian dan Giri Dwi salah satu siswa SMAN 1 Manyar telah membuktikan rancangan karyanya berupa konsep Outbook Project memiliki nilai manfaat di masyarakat, ini dibuktikan dengan menjuarai Indonesia ICT Award (INAICTA) 2015 yang digelar kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemen Kominfo) yang berakhir pada 9 September 2015 lalu Prinsip Outbook Project cukup sederhana yaitu menghubungkan obyek dengan aplikasi yang dibuat berbasis software unity 3D, yang kemudian dihubungkan dengan sebuah buku khusus yang bernama augmented reality (AR) yang bisa menghubungkan benda maya dengan lingkungan nyata ketika gambar gambar terekam dalam kamera akan secara otomatis muncul bentuk 3 dimensi dan detail rumus rumus yang ada didalamnya, sehingga akan memudahkan pelajar untuk belajar matematika yang terdapat banyak rumus Berikut para pemenang INAICTA 2015:  Untuk kategori Profesional  1. Health & Wellbeing: JKN APPS (Ketut Gede Budhi Riyanta)  2. Touris...