Langsung ke konten utama

Tol KLBM Aktif, Sidoarjo ke Gresik Cukup Setengah Jam

Mulai tahun 2020, mobilitas manusia maupun barang dari Kabupaten Gresik ke Kabupaten Sidoarjo atau sebaliknya, tidak harus memutar dulu ke Surabaya. 

Dengan melewati Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), perjalanan dari Sidoarjo ke Gresik cukup ditempuh hanya 30 menit atau setengah jam. Sebelumnya, perjalanan dari 2 kabupaten penyangga Kota Surabaya itu menghabiskan waktu 2 jam karena harus memutar ke Surabaya. "Kalau kondisi macet bisa sampai 3 jam lebih," kata Kepala Proyek KLBM, Agus Santoso, Kamis (21/11/2019) saat meninjau progres Tol KLBM di lokasi Tol KLBM seksi III wilayah Gresik.

 Proyek tol sepanjang 38 kilometer itu kata Agus ditarget rampung pada Desember 2019, dan mulai bisa dilewati pada awal 2020. "Tol KLBM tersambung dengan rangkaian Tol Surabaya-Mojokerto dan rangkaian Tol Surabaya-Gresik," jelasnya. Hingga November 2019, progres pembangunan seksi I ruas Krian-Kademean sepanjang 9,45 kilometer sudah 100 persen, seksi II ruas Kademean Mengganti-Boboh sepanjang 13,53 kilometer sudah 99,46 persen. Sementara seksi III Boboh-Bunder sejauh 6,02 kilometer sudah 99,78 persen, dan seksi IV Bunder-Manyar sepanjang 9,39 kilometer progresnya sudah 61,34 persen. Tol LKBM dilengkapi 4 pintu tol, yakni di sisi Kedamean, Cerme, Bunder di Kabupaten Gresik dan Legundi. Proyek tol senilai Rp 3,51 triliun itu pada seksi II hingga IV dikerjakan oleh anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, yakni PT Waskita Beton Precast Tbk. "Untuk seksi I kami hanya sebagai penyuplai produk precast saja," jelasnya. 

 Tol KLBM didesain sebagai infrastruktur penghubung kawasan industri utama Gresik dan Sidoarjo sebagai penyangga Kota Surabaya. Tol KLBM diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kepadatan lalu lintas di wilayah sekitarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancang Aplikasi Outbook Project , Siswa SMAN 1 Manyar Juarai INAICTA 2015

Rahadian dan Giri Dwi salah satu siswa SMAN 1 Manyar telah membuktikan rancangan karyanya berupa konsep Outbook Project memiliki nilai manfaat di masyarakat, ini dibuktikan dengan menjuarai Indonesia ICT Award (INAICTA) 2015 yang digelar kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemen Kominfo) yang berakhir pada 9 September 2015 lalu Prinsip Outbook Project cukup sederhana yaitu menghubungkan obyek dengan aplikasi yang dibuat berbasis software unity 3D, yang kemudian dihubungkan dengan sebuah buku khusus yang bernama augmented reality (AR) yang bisa menghubungkan benda maya dengan lingkungan nyata ketika gambar gambar terekam dalam kamera akan secara otomatis muncul bentuk 3 dimensi dan detail rumus rumus yang ada didalamnya, sehingga akan memudahkan pelajar untuk belajar matematika yang terdapat banyak rumus Berikut para pemenang INAICTA 2015:  Untuk kategori Profesional  1. Health & Wellbeing: JKN APPS (Ketut Gede Budhi Riyanta)  2. Touris...