Langsung ke konten utama

Sejarah Desa Leran Manyar

Desa ini juga menjadi tempat pendaratan Maulana Malik Ibrahim. Namun nama Leran seolah hilang ditelan bumi. Tanah-tanah gersang di kampung itu berubah jadi petak-petak tambak. Leran. Sekitar seribu tahun lalu, desa itu sungguh ramai. 

Desa di pesisir utara Jawa ini menjadi pelabuhan laut internasional. Selalu hiruk siang dan malam. Saudagar-saudagar dari Kamboja, China, dan Timur Tengah, banyak meriung di sini. Sekedar berdagang, maupun misi lainnya. Warga setempat menyebut “leran” berasal dari kata “lerenan”. Kata itu berarti tempat peristirahanan atau persinggahan. 



Jika demikian, maka pas dengan latar Desa Leran sebagai wilayah pelabuhan. Kini Desa itu masuk wilayah Manyar, Gresik, Jawa Timur. Tempo dulu, Leran punya peran penting dalam penyebaran Islam. Khususnya di tanah Jawa. Desa ini juga menjadi tempat pendaratan Maulana Malik Ibrahim. 

Pria yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Gresik ini diyakini menjadi salah satu penyebar Islam pertama di Pulau Jawa. Namun kejayaan Leran kemudian surut. Wilayah-wilayah di sekitarnya, seperti Gresik, terus berkembang. Dan pada akhirnya menggantikan peran penting Leran sebagai tempat perdagangan maupun penyebaran Islam di pesisir utara Jawa. 

Nama Leran seolah hilang ditelan bumi. Desa yang terletak tujuh kilometer di barat laut Kota Gresik itu bahkan secara fisik sudah tak menarik lagi. Tanah-tanah gersang di kampung yang luasnya kira-kira 1.300 meter persegi itu sekarang lebih didominasi oleh petak-petak tambak. 

Meski demikian, sisa-sisa kejayaan Leran masih bisa kita telusuri dari sejumlah peninggalan. Di daerah itu, terdapat makam Siti Fatimah binti Maimun. Pada makam itu terpahat huruf Arab dan berangka tahun 1028. Para peneliti yakin kuburan ini sebagai makam Islam tertua di nusantara. 

 Sumber Dream 

 #iniGresik #gresik #manyar #leran #exploregresik #latepost #desa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada! Ini 21 Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

INIGRESIK.COM – BPJS Kesehatan selama ini dikenal sebagai solusi utama pembiayaan layanan kesehatan di Indonesia. Dengan sistem asuransi non-komersial, masyarakat bisa mendapatkan pengobatan di rumah sakit tanpa perlu khawatir soal biaya. Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua penyakit dan layanan medis dijamin oleh BPJS Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan , terdapat 21 jenis penyakit dan layanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan . Hal ini perlu diketahui agar masyarakat tidak salah kaprah dalam mengakses layanan medis menggunakan BPJS. Daftar 21 Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan Penyakit akibat wabah atau kejadian luar biasa. Operasi plastik dan tindakan estetika lainnya yang bersifat kosmetik. Perawatan gigi untuk perataan, seperti pemasangan behel. Penyakit akibat tindak pidana , seperti kekerasan fisik atau seksual. Cedera akibat usaha bunuh diri atau menya...